Kesaksian “Rekonsiliasi dengan Istri”
Shalom Bro-Bro PSKWD Angkatan-22
Mau sedikit berbagi kesaksian setelah mengikuti acara retret PSKWD tanggal 11-12 Februari kemarin..
Sebenarnya saya sudah berulang kali diajak oleh om saya untuk ikut acara retret PSKWD, pertama kali seingat saya sekitar tahun 2014. Namun pada saat itu saya masih berkeras hati dan akhirnya memutuskan untuk tidak berangkat ke acara tersebut.
Seiring dengan berjalannya waktu, hari demi hari makin terbius dengan kondisi dan kesibukan pekerjaan, sehingga waktu untuk keluarga dan terutama untuk Yesus semakin berkurang.
Singkat cerita, hingga pada satu titik dimana saya kehilangan hampir seluruh berkat Tuhan. Hubungan dengan Istri merenggang, kehilangan pekerjaan, dikucilkan oleh mertua, bahkan sampai diusir dari rumah karena dianggap selingkuh.
Awalnya, saya masih merasa saya mampu melewati masalah seperti ini dengan kemampuan dan kekuatan saya. Saya masih angkuh dan merasa saya bisa melewati semuanya hal itu tanpa perlu berpaling kepada Yesus. Namun ternyata hari demi hari yang saya lewati menjadi kian berat. Hingga pada satu titik saya menyalahkan Yesus yang tidak ada disana untuk mengangkat saya.
Poin permasalahan yang paling membuat saya marah adalah karena saya merasa tidak dihargai oleh istri saya sendiri. Saya di usir, saya dianggap tidak ada, bahkan apabila kami berkomunikasi melalui chat WA, berujung pada pertengkaran yang lebih hebat.
Singkat cerita, sampai lah saya pada kondisi dimana saya merasa putus asa. Saya merasa saya tidak mampu lagi melalui hari demi hari seperti ini. Dan akhirnya saya memutuskan untuk mulai ke gereja lagi. Mulai menjalin hubungan dengan Yesus lagi. Hingga akhirnya kondisi berangsur-angsur membaik. Contoh kecil berkat Tuhan yang sangat saya rasakan adalah memperoleh konfirmasi atas lamaran pekerjaan yang saya kirimkan sekitar 2-3bulan sebelumnya. Kehidupan pun mulai tertata kembali, namun akibat ego yang cukup tinggi, saya belum mampu menjadi KEPALA bagi keluarga saya. Saya belum sanggup menjalankan tugas saya sebagai Raja, Imam dan Nabi bagi keluarga saya.
Kondisi rumah tangga jauh dari kata harmonis. Bahkan cenderung bersikap untuk saling tidak peduli. Hingga akhirnya saya bertemu om saya diacara keluarga tanggal 28 Januari 2017. Disana saya diminta bercerita tentang kondisi keluarga saya. Singkat cerita, om saya meminta saya untuk ikut acara retret PSKWD tanggal 11-12 Februari 2017. Pada saat itu saya tidak langsung mengiyakan, saya masih mencari alasan untuk bisa mangkir dari ajakan tersebut. Saat itu saya masih berpikir “What’s the point?”.
Akhirnya, saya memutuskan untuk ikut retret PSKWD karena untuk menjaga perasaan Om saya. Dan berangkatlah tanggal 11 Februari 2017 menuju lokasi Retret. Bertemu dengan Bro-Bro sekalian, mendengar kesaksian Bro-Bro sekalian, dan menerima banyak hal yang sangat berguna dan merubah saya. Sehingga akhir nya pada saat sesi hari Sabtu selesai, saya menghubungi istri untuk minta maaf atas segala kekurangan saya sebagai seorang suami, sebagai seorang ayah, sebagai seorang kepala keluarga. Dan PUJI TUHAN, respon yang diberikan adalah suatu titik awal bagi kami untuk rekonsiliasi dan membangun kembali keluarga kami yang beberapa waktu yang lalu berada di ujung tanduk perceraian.
Keesokan harinya, saya menghapiri om saya dan mengucapkan terima kasih karena sudah membawa saya kepada sebuah komunitas yang dapat mengobati sedikit demi sedikit luka yang ada di dalam diri saya. Dan mengutarakan penyesalan saya karena membuang kesempatan untuk menjaga keutuhan keluarga melalui tawaran sebelumnya.
Saya pun berkomitmen untuk dapat menjadi RAJA yang melayani keluarga saya, IMAM yang mengajarkan keluarga saya untuk mencintai Yesus, dan NABI yang membawa YESUS untuk hadir kedalam keluarga kami.
Mungkin saat ini hal tersebut yang baru bisa saya sharing kepada Bro-Bro sekalian, karena saya pun masih menunggu keajaiban apalagi yang akan saya peroleh dengan mengarahkan hati dan pikiran saya kepada Tuhan kita Yesus Kristus.
Mohon maaf apabila sekiranya post saya ini agak kepanjangan.
No comments yet.
Leave a Reply