Hidup jujur setelah retret
Setiap hari Rabu pk 19.30-21.30 diadakan Persekutuan Doa khusus pria katolik di Gereja St. Monika, BSD, Serpong (terbuka juga bagi para pria katolik dari luar paroki). Di dalam persekutuan doa ini para pria, baik yang pernah mengikuti retret maupun yang belum pernah mengikuti retret Pria Sejati Katolik, diberi kesempatan untuk bersharing dan saling menguatkan. Berikut ini adalah kesaksian dari seorang Bapak dalam salah satu persekutuan doa di hari Rabu.
Setelah mengikuti retret Pria Sejati Katolik, Bapak ini merasakan dorongan yang sangat kuat untuk hidup jujur. Selama 20 tahun terakhir, bisnisnya yang berupa bengkel las, menggunakan listrik tanpa membayar iuran. Dulu waktu pemasangan, dibantu oleh orang yang mengerti untuk mengatur supaya listriknya tidak menggunakan meteran. Kalau ada pemeriksaan, Bapak ini cukup membayar sejumlah uang supaya tidak perlu membayar tunggakan yang seharusnya.
Kehidupan rohani Bapak ini cukup baik dan bisa aktif dalam pelayanan. Dipikirnya bahwa hidupnya baik-baik saja.
Sampai pada saat Tuhan menyadarkannya dalam retret Pria Sejati Katolik, bahwa seorang pria sejati, hidupnya harus jujur di hadapan Tuhan. Dengan memberanikan diri Bapak ini mengurus untuk pemasangan meteran listrik. Walaupun dihadapi resiko harus membayar tunggakan yang sangat besar (karena sudah 20 tahun tidak membayar), dia mendatangi kantor PLN. Puji Tuhan, kesediaannya mendaftarkan diri, dihargai sebagai perbuatan jujur oleh petugas, sehingga tidak dikenakan denda sama sekali. Akhirnya proses pemasangan meteran berjalan lancar dengan biaya yang wajar.
Bapak ini sekarang lega bisa meninggalkan ketidakjujurannya dan hidup semakin berkenan di mata Tuhan, semakin menjadi pria yang sejati.
No comments yet.
Leave a Reply